Rabu, 28 November 2012


Mubeng Benteng dan Ruwat Bumi Mataram Malam 1 Suro
Kontributor: Tryas
Jogjanews.com - Prosesi tahunan Mubeng Benteng kembali digelar pada Selasa (14/11) malam. Berbeda dengan prosesi tahun lalu, laku bisu mubeng benteng dalam menyambut Tahun Baru 1434 Hijriyah kali ini terasa berbeda dengan adanya Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta yang telah dimiliki masyarakat Yogyakarta.

Ritual Sugengan di Kagungan Dalem Bangsal Ponconiti Keben Keraton mengawali prosesi Mubeng Benteng. Sejumlah doa-doa dan ucapan syukur dibacakan dalam upacara yang dipimpin Abdi Dalem Punakawan Kaji Raden Riyo Haji Abdul Ridwan itu.


Meski sempat diguyur hujan deras, proses Mubeng Benteng tetap dilaksanakan dengan khidmat. Dengan iringan sejumlah prajurit keraton, ratusan masyarakat memulai tradisi mengitari benteng Keraton Ngayogyakarta Hadingrat sekitar pukul 00.00 WIB.

Seperti tahun-tahun sebelumnya prosesi hening dengan cahaya obor itu mengambil rute Keben
Keraton-Ngampilan-Pojok Beteng Barat-Pojok Beteng Timur-Jalan Brigjen Katamso-Jalan Ibu Ruswo dan berakhir di Keben Keraton.


Pimpinan abdi dalem Konco Kaji, Raden Riyo Abdul Ridwan mengatakan ritual ini merupakan wujud doa rakyat bagi pemimpinnya. Selain itu ritual yang menempuh jarak lebih dari 5 km itu juga diselengarakan untuk menyambut tahun baru dengan cara keprihatinan.

“Harapannya menyongsong hari depan lebih baik," Raden Riyo Abdul Ridwan. Mengenai anjuran untuk membisu, hal itu dimaksudkan sebagai simbol penahanan diri dari lisan yang kerap membohongi diri sendiri.

Dengan menahan suara mulut, suara hati, lanjut Ridwan, akan lebih mendapat tempat. “Dengan ritual ini diharap akan muncul sosok manusia dengan keseimbangan antara lisan dan batinnya,” ujar Abdul Ridwan.


Sebelum prosesi Mubeng Benteng yang dihelat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ratusan masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam paguyuban Songsong buwono juga mengelar prosesi Ruwat Bumi Mataram. Aksi budaya yang diikuti 22 elemen masyarakat itu dilaksanakan sebagai peringatan 1 Suro serta tahun baru Hijriah.

Prosesi Ruwat Bumi Mataram dimulai dari Tugu Pal Putih. Rombongan berjalan ke selatan menuju Alun Alun Utara Kraton Yogyakarta untuk kemudian bergabung dengan masyarakat lainnya melakukan laku bisu mubeng benteng.


Penggiat Songsong Buwono, Altar Tigor Prakosa mengatakan berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini masyarakat Jogja sudah punya UUK. “Harapannya UUK DIY nantinya mampu membawa manfaat bagi Keraton dan Nagari tercinta," ujar Altar Tigor Prakosa. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogger templates

Blogroll

About